Gerakan Sekolah Ramah Lingkungan
Oleh : Heri Kurniawan
Global Warming, istilah yang menjadi pembicaraan akhir-akhir ini. Sebuah fenomena alam yang sungguh mengkhawatirkan seluruh penduduk bumi. Dan semua itu disebabkan oleh ulah manusia. Padahal manusia adalah mahluk biotik berakal yang dari kegiatannya mahluk lain bergantung kelangsungan hidup. Manusia kini cenderung lupa jika bumi ini cuma titipan dari anak-cucu. Emisi yang dihasilkan oleh pembakaran yang dilakukan industri besar, penebangan hutan tanpa control, gagalnya reboisasi, dan pemborosan energi adalah contoh pengelolaan alam yang salah.
Indonesia memiliki wilayah hutan tropis terbesar kedua setelah Brasil. Bahkan disebut sebagai paru-paru dunia. Sebagai Negara kepulauan dengan 65 persen penduduknya tinggal di pesisir pantai, pemanasan global tentu mempunyai dampak pada naiknya permukaan laut hingga mengancam kelangsungan hidup. Hanya dengan kenaikan suhu sebesar 4 derajat Celcius di seluruh dunia, permukaan laut akan menjadi 5 meter lebih tinggi dari sekarang. Seluruh kota akan lenyap digenangi air(M. Bright, 1993). Sedangkan disisi agraris dengan adanya perubahan iklim akan menurunkan tingkat hasil panen secara langsung karena para petani kesulitan dalam pengelolaan lahan dan tanaman.
Sumber anomali diyakini para ilmuwan akibat dari tingginya emisi gas-gas rumah kaca seperti Karbon dioksida (CO2), Klorofluorokarbon, ozon, metan dan Nitrogen dioksida (NO2) yang terakumulasi dan menutup lapisan atmosfer sehingga matahari yang sampai ke permukaan bumi terkurung di lingkungan atmosfer (Yuni Ikawati, 2007). Dan yang terjadi adalah pemanasan global bersama efek buruk yang mengikuti.
Terjadinya banjir, naiknya permukaan air laut, dan kekeringan yang sekarang ini telah melanda adalah efek dari pemanasan global. Saatnya melaksanakan langkah nyata guna meminimalisir akibat yang ditimbulkan. Lalu bagaimana fungsi dan peran pendidikan dalam hal ini? Sesuatu yang layak dibahas, mengingat pendidikan adalah proses pembentukan perilaku manusia.
Gerakan Sekolah Ramah Lingkungan
Pendidikan berwawasan lingkungan, inilah kuncinya. Selama ini tidak ada yang salah dengan pendidikan selama ini. Kita sudah tahu jika reboisasi itu penting, kita mengerti jika buang sampah di sungai berakibat banjir. Semua sudah diajarkan oleh para guru kita. Pengetahuan manusia tentang apa saja yang dapat menjadi sebab pemanasan global sudah lengkap. Tapi tetap ada saja penebangan hutan, juga industri yang menghasilkan emisi yang berlebih.
Gerakan sayang lingkungan, di sekolah-sekolah sebagian besar sudah menggalakkan penghijauan. Misalnya, setiap peserta didik yang diberi tugas untuk membawa tanaman ke sekolah. Ini sebuah langkah yang perlu di puji.
Lingkungan dan pendidikan adalah dua hal yang mengkait. Pendidikan tentang lingkungan saatnya pada hal-hal yang praktis. Bukan hanya sebatas teori. Sebagai contoh kita semua tahu jika buang sampah sembarangan itu adalah hal yang mencemari lingkungan tapi masih saja melakukan.
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pendidikan akan lingkungan sangat berpotensi memberi peran langsung dalam penanaman kecintaan peserta didik akan lestarinya lingkungan hidup.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan di sekolah dalam rangka memberikan pendidikan lingkungan.
Penanaman di sebuah sekolah selayaknya dilakukan, untuk menjaga keseimbangan ekologi di lingkungan sekolah. Disini juga satu cara penanaman kebiasaan pada seluruh elemen sekolah untuk menanam pohon. Dengan kebiasaan ini diharapkan juga dipraktekan di seluruh elemen sekolah bermukim.
Banyak sekolah yang secara rutin mengadakan lomba kebersihan kelas.Ini sebagai motivator bagi peserta didik untuk dapat lebih menjaga kebersihan lingkungan kelasnya. Sehingga mereka tidak terlalu bergantung pada petugas kebersihan sekolah. Karena kebersihan adalah tanggung-jawab bersama. Karena memang kebutuhan bersama dan dinikmati bersama.
Memberi sanksi yang tegas pada setiap pelaku pencemaran lingkungan, misalnya sanksi akademik bagi peserta didik yang membuang sampah sembarang tempat. Dan sekolah dapat memberi hadiah pada peserta didik yang berani melaporkan pelaku pencemaran pada sekolah. Ini juga wujud pendidikan akan kejujuran.
Slogan bertema lingkungan dapat ditempel di tempat-tempat strategis di sekolah. Hal ini guna menanamkan rasa cinta kebersihan dan lingkungan. Berikut contoh slogan; "hijau itu indah", "rindang sekolahku terpandang jiwaku", "bumi yang sejuk di mulai dari sekolahku", "satu pohon untuk bumiku" dan masih banyak contoh slogan lain yang dapat ditempel sebagai langkah sosialisasi tentang pentingnya kelestarian alam.
Setiap mahluk hidup di bumi adalah komponen biotik yang mesti menjaga tempat tinggalnya. Keseimbangan ekosistem adalah tanggungjawab manusia sebagai bagian dari lingkungan yang memiliki akal. Karena punya akal manusia menjadi penentu mau dibuat apa bumi ini.
Kegiatan ekstra kurikulum sekolah juga dapat sebagai sarana penanaman kecintaan akan lingkungan. Kegiatan seperti Pramuka, Palang Merah Remaja, Pecinta Alam. Memang salah satu tujuannya mendidik anggota untuk cinta pada bumi. Juga kegiatan karya wisata. L. Safii dalam bukunya Cintailah Lingkungan Hidupku menyebutkan tujuan khusus karya wisata salah satunya menimbulkan sikap menghargai dan mencintai lingkungan hidup.
Program ini layak dikembangkan kembali, melihat manfaat yang begitu besar. Manfaat yang muncul diantarannya; untuk kesejukan dan kesegaran lingkungan sekolah, untuk sarana praktikum biologi, merangsang kreatifitas guru dan peserta didik untuk desain kebun sesuai dengan kemauan, melatih peserta didik untuk menyenangi berkebun, dan menghasilkan hasil kebun. Dengan ini pendidikan lingkungan telah terterapkan.
Banyak sekolah yang dengan alasan kebersihan mengorbankan lapangan rumput dengan pemasangan paving block. Sedikit banyak langkah ini mengurangi daya serap tanah akan air dan penyerapan CO2 menjadi berkurang, begitu pula dengan oksigen yang dihasilkan.
Bumi menjadi tanggung-jawab kita, bukan tidak mungkin jika masih maraknya ulah manusia yang merugikan kelangsungan hidup di bumi disebabkan oleh gagalnya pendidikan lingkungan di bumi tercinta ini.
Dengan adanya ancaman pemanasan global yang memberi efek berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia, semestinya menjadi pemacu akan penggalakan pendidikan yang berwawasan lingkungan, hingga terwujud bumi yang sejuk.
Penulis adalah Pustakawan SMAN 1 Lendah Kulon Progo
Rasa cinta terhadap lingkungan sekitar tidak hanya semata membuang sampah pada tempatnya, mendaur ulang sampah, menanam pohon kembali, hingga praktik hidup berkelanjutan. Kamu juga bisa mewujudkannya dengan memilih pakaian yang ramah lingkungan seperti sustainable fashion, misalnya.
Lantas, apakah yang dimaksud dengan sustainable fashion? Simak lebih jelasnya di kelanjutan artikel ini, ya!
Pengertian Sustainable Fashion
Melansir Liputan6, sustainable fashion merupakan konsep berbusana yang bertujuan untuk mengurangi dampak yang dihasilkan oleh industri pakaian. Menurut Komisi Ekonomi Eropa PBB, setiap tahunnya industri fashion dunia menyumbang sekitar 10% emisi karbondioksida di bumi dan 20% limbah air bumi. Maka dari itu, sustainable fashion dapat mendorong perubahan dalam dunia fashion.
Sustainable fashion (fesyen berkelanjutan) diartikan praktik rancangan, produksi, distribusi, dan implementasi mode berbusana yang lebih ramah lingkungan dibandingkan yang biasanya. Konsep sustainable fashion sendiri mulai diperkenalkan pada publik bersamaan dengan gaya hidup ramah lingkungan yang diterapkan. Tujuannya, untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem lingkungan dengan tren fashion.
Adapun beberapa ciri-ciri dari sustainable fashion sebagai upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut:
Animal free, sustainable fashion biasanya menggunakan bahan organik seperti sutra, wol, katun, dan lainnya tanpa melibatkan hewan dalam produksinya.
Memakai pewarna alami, pewarna yang digunakan memakai pewarna alami yang terbuat dari serat buah dan bersertifikasi OEKO-TEX Standard 100.
Hasil daur ulang, seringkali dibuat dengan memanfaatkan kembali bahan baku maupun material yang tersisa. Meski hasil daur ulang, tapi item fashionnya bisa digunakan dengan baik.
Hemat sumber daya, sangat memerhatikan pemakaian sumber daya selama proses produksinya, yaitu listrik dan air.
Manfaat Sustainable Fashion
Penerapan sustainable fashion menawarkan banyak manfaat, loh. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Kurangi sampah pakaian, sampah pakaian khususnya yang berkualitas rendah dan berharga murah biasanya dapat menimbulkan masalah pada lingkungan. Namun, berbeda dengan sustainable fashion, di mana dapat membantu mengurangi sampah pakaian karena memanfaatkan hasil daur ulang.
Prioritaskan pekerjaan yang layak, jam kerja yang panjang, kondisi keselamatan dan kesehatan yang buruk, upah yang tidak layak seringkali didapatkan oleh pekerja di industri pakaian. Tapi, adanya konsep sustainable fashion, maka upah dan kondisi pekerjaan pun aman sekaligus menjadi prioritas utama.
Menghemat pemakaian air, industri fashion umumnya mengonsumsi lebih banyak air untuk mencuci, membuat, mencelup, dan finishing pakaian. Akan tetapi, dengan sustainable fashion, pemakaian air lebih sedikit ketika proses produksinya karena menggunakan bahan organik seperti linen, rami, dan lainnya.
Kurangi gas emisi rumah kaca dan CO2, di atas dijelaskan sustainable fashion biasanya menggunakan bahan biodegradable dari daur ulang atau kain alami tanpa perawatan kimia, lebih sedikit air, energi, dan tidak memakai pestisida. Jadinya, dapat membantu mengurangi gas emisi rumah kaca dan CO2.
Penerapan Sustainable Fashion
Untuk mengintegrasi prinsip berkelanjutan dalam dunia fashion, maka penerapan sustainable fashion bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut:
Pilih bahan organik. Ketika membeli pakaian baru, sebaiknya memilih produk berbahan organik yang ramah lingkungan.
Daur ulang pakaian. Daur ulang kembali pakaian secara berkala untuk mendapatkan tampilan yang lebih segar. Caranya? Bisa memadu-padankan kembali pakaian lama yang masih bagus.
Pilih pakaian berkualitas. Belilah pakaian yang berkualitas karena masa pakainya lebih lama dan bisa digunakan dalam jangka panjang. Ini tentunya bisa mengurangi penggunaan fashion secara langsung.
Preloved. Membeli dan menjual pakaian bekas atau kerap disebut preloved. Artinya, memindahtangankan pakaian yang dipunya pada orang lain supaya bisa digunakan dengan maksimal.
Demikian penjelasan singkat mengenai sustainable fashion, manfaat, dan cara penerapannya. Yuk, cintai lingkungan sekitar dengan cara menggunakan pakaian berbahan organik dan lebih ramah lingkungan!
Metode Pengolahan Bioremediasi
Terakhir ada metode pengolahan bioremediasi yang mana menggunakan bakteri atau mikroorganisme untuk mengurai limbah B3. Dibutuhkan enzim dari bakteri tersebut untuk dapat mengurai limbah B3 yang ada. Kelebihan proses ini adalah lebih ramah lingkungan dan tidak adanya polusi kimia.
Kekurangannya adalah proses pengolahan yang relatif membutuhkan waktu lama. Maka dari itu, metode satu ini hanya lebih efektif untuk dilakukan dalam skala yang lebih kecil, seperti limbah rumah tangga skala kecil.
Pengolahan limbah B3 sangat wajib dilakukan bagi sektor-sektor industri skala kecil, sedang maupun besar. Karena ancaman lingkungan dan kesehatannya sangat serius apabila dibiarkan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan inspeksi dan audit dan Sektor Pengolahan Sampah. Anda bisa membaca artikel kami di sini. Jika Anda dan perusahaan Anda membutuhkan informasi lebih lanjut terkait layanan kami, hubungi dan konsultasikan hal tersebut di sini.
FTMM NEWS – Generasi Z kerap menghadapi tantangan besar dalam menjalankan bisnis, terutama terkait perencanaan produksi. Ketidakmampuan dalam merencanakan produksi
Kupang, Ditjen Vokasi – Seiring menipisnya cadangan sumber energi fosil dan dampak buruk akibat penggunaannya bagi manusia dan lingkungan dibutuhkan sebuah energi alternatif untuk menggantikan energi tersebut.
Ada berbagai jenis sumber energi yang bisa dijadikan sebagai energi alternatif salah satunya ialah biomassa. Biomassa memiliki kemiripan seperti energi fosil yang berasal dari makhluk hidup. Biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk atau buangan, seperti tumbuhan, kotoran, limbah pertanian, dan sebagainya.
Sumber energi biomassa merupakan salah satu energi terbarukan sehingga keberadaannya bisa berkelanjutan. Potensi biomassa di Indonesia cukup besar. Penggunaan biomassa menjadi bahan bakar memberikan keuntungan tersendiri, selain meningkatkan efisiensi energi dan menghemat biaya, penggunaan biomassa juga dapat mengurangi jumlah limbah yang terdapat di lingkungan.
Menurut Serci Neolaka, guru Jurusan Teknik Energi Terbarukan, SMKN 5 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat 3 (tiga) jenis energi biomassa.
Biogas adalah salah satu jenis biomassa berupa gas metana yang muncul akibat terjadinya fermentasi tanpa udara dari bakteri methan. Sampah-sampah yang memiliki bahan organik akan diurai oleh bakteri sehingga memunculkan gas metana. Gas metana dapat dipakai sebagai bahan bakar kompor gas melalui penyaluran ke pipa dari sumber penampungan gas.
Etanol merupakan bahan bakar alkohol yang terbuat dari gula. Gula ini diambil dari tanaman jagung, gandum, tebu, dan kentang. Penggunaan sebagai bahan bakar alat transportasi, etanol umumnya dicampur dengan bensin yang kemudian campurannya disebut gasohol.
“Campuran ini dapat mengurangi emisi karbon monoksida dan polutan beracun pada bensin,” ucap Serci.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti sawit dan kelapa. Selain itu, biodiesel juga bisa dibuat dari lemak binatang.
“Kandungan sulfur dari biodiesel ini rendah sehingga polutan udara juga lebih sedikit dan asap buangan menjadi tidak terlalu hitam. Bau gas buangannya pun lebih baik,” ucap Serci.
Itu dia tiga jenis energi biomassa yang bisa digunakan sebagai bahan bakar. Selain hemat biaya, penggunaan biomassa untuk kehidupan juga membantu mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Sudah saatnya kita bijak mengelola lingkungan dengan menggunakan bahan energi alternatif untuk kehidupan yang lebih baik. (Aya/Cecep)
Panel Plafon Drop Ramah Lingkungan / Panel Plafon Tersuspensi Berongga
1. UV melindungi, tahan air 2. Instalasi mudah, perawatan rendah 3. Dengan sertifikat CE & ISO 4. Terutama untuk penggunaan dalam ruangan
1. Ramah lingkungan, dapat didaur ulang.
2. Terlihat dan terasa seperti kayu alami.
3. Kinerja mekanik yang menguntungkan, stabil pada berbagai suhu, tahan cuaca
4. Berbagai merek penampilan dan warna.
5. Biaya perawatan yang rendah.
6. Tahan lama, ekonomis.
7. Mudah dipasang dan dipasang dan dibersihkan.
1. Bahan dekorasi interior
Diterapkan untuk berbagai panel dinding, langit-langit, dinding, kusen pintu, barang dekoratif, dekoratif
panel, potongan-potongan berbingkai, batang tirai, lembar, cincin tirai dan potongan dekoratif, tirai Venesia,
tangga interior, perabotan (meja, kursi, jendela countertops), lampu, dll.
Dapat digunakan untuk decking indoor dan outdoor, pagar, kusen pintu, ubin kayu, balkon kayu keseluruhan,
dasar laut, templat bangunan, pemisah kelembaban, tangga, pegangan, pagar pembatas, pelat jalan, BAN
kartu, tempat parkir sepeda, papan drainase taman atap kamar, anti-pipa dan situs kuno
bangunan, ruang kegiatan, villa dan sebagainya.
Panel Plafon Drop Ramah Lingkungan / Panel Plafon Tersuspensi Berongga
sesuai dengan pilihan pelanggan
Abu-abu Tua / Cedar / Coklat tembaga / Kayu / Cendana / Kopi / Abu-abu
Dilaminasi, dicetak, dicap panas
Dekorasi dalam ruangan
cuaca / kelembaban / tahan dampak tinggi / UV
Keunggulan kompetitif:
1. Produsen profesional produk komposit plastik kayu
2. Berkualitas baik dengan sertifikat CE / ISO dan harga yang kompetitif
3. Lebih banyak item untuk pilihan Anda. Pola dan ukuran adalah opsional
4. Pengiriman yang cepat: 7-15days / 1 * 20'fcl ketika kami menerima uang muka.
5. Sampel gratis menawarkan kepada Anda.
6. 15 tahun masa garansi
7. Permintaan khusus Anda tersedia.
Metode Pengolahan Stabilisasi
Cara pengolahan zat limbah B3 yang kedua adalah stabilisasi yang mana proses penambahan zat kimia yang dicampur dengan limbah B3. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi kecepatan perpindahan limbah B3 agar tidak mencemari area tertentu.
Proses pengolahan stabilisasi ini seluruh bagian limbah B3 yang toksik diikat dan ditambahkan media pengikat atau pengubah. Biasanya, proses ini berada pada pengolahan zat limbah B3 untuk produksi limbah cair.
Kurangi Polusi Limbah agar Lebih Hemat Energi
Limbah adalah komponen yang dapat merusak lingkungan hidup dan kelestariannya. Dikarenakan menimbulkan bahaya baik bagi ekosistem dan manusia, maka dari itu pengolahan limbah menjadi hal yang wajib untuk dilakukan.
Limbah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menjadi komponen zat yang langsung atau tidak langsung berdampak buruk bagi kerusakan dan pencemaran lingkungan. Maka dari itu, untuk meminimalisasi hal tersebut terjadi, Anda wajib mengetahui cara pengolahannya berikut ini.
Istilah limbah B3 mengacu pada asal dari akronim zat Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah B3 didefinisikan sebagai sisa proses industri yang berbahaya dan beracun. Namun, limbah B3 juga dapat berasal dari rumah tangga. Karena sifatnya yang berbahaya dan merusak, wajib terdapat proses pengolahan yang baik.
Apabila dibiarkan maka limbah B3 ini menjadi ancaman kesehatan dan keselamatan manusia dan makhluk lain. Maka dari itu, berikut ini 5 cara pengolahan limbah yang dapat dilakukan oleh sektor industri maupun rumah tangga:
Metode Pengolahan Solidifikasi
Metode pengolahan zat limbah B3 solidifikasi yang menggunakan aditif. Sama seperti metode stabilisasi, metode ini bertujuan untuk mereduksi tingkat racun dan mobilitas limbah B3.
Bahan baku yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi dan solidifikasi biasanya kapur, semen dan bahan termoplastik.
Metode Pengolahan Insinerasi
Metode pengolahan limbah berikutnya adalah insinerasi atau pembakaran. Proses ini diterapkan agar bertujuan untuk mengecilkan volume limbah B3. Proses pengolahan zat limbah insinerasi biasanya terdapat pada sektor industri limbah rumah sakit atau sampah medis.
Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk sampah industri yang dapat hancur dengan temperature tinggi. Metode pengolahan insinerasi ini wajib dilakukan pengawasan secara ketat agar zat limbah B3 yang dibakar benar-benar hancur dan tidak mencemari area lain selain area pembakaran.
Sekolah Ramah Anak Jangan Hanya Slogan
Editor: Noor Arief Prasetyo|
DI Jawa Timur, Surabaya menempati posisi paling banyak dalam kasus kekerasan terhadap anak sepanjang 2021. Kasus pertama di tahun ini pun mulai mencuat dari SMPN 49 Surabaya. Siswa berinisial R dikeplak guru mata pelajaran olahraga. Itu menjadi viral.
Kejadian tersebut berlangsung di ruang kelas 8G pada Selasa (25/1). Kini kondisi R masih dalam masa pemulihan. Anak kembar tersebut mengalami trauma. ”Sejak kejadian itu, sampai sekarang anak saya tidak enak makan,” kata Ali Muhjayin, ayah R.
R masih dalam pendampingan pemulihan psikis. Baik dari kepolisian maupun Dinas Pendidikan Surabaya. Ali cuma bisa berharap kasus tersebut dituntaskan dengan baik. Agar tak ada lagi kasus serupa menimpa anak-anak lain.
Sebab, ia beranggapan bahwa kejadian yang menimpa anaknya itu ibarat puncak gunung es. Artinya, masih sangat memungkinkan banyak kejadian serupa yang dialami anak-anak sekolah. Namun, belum terekspos publik.
Karena itu, Ali sudah memaafkan tindakan oknum guru olahraga tersebut. Bahkan, sang guru sampai mendatangi langsung ke rumahnya pada Rabu (26/1). Sayang, Ali tak bisa ketemu karena sedang bekerja. Keliling berjualan sayur.
Namun, Ali tetap membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Ia juga mendapat dukungan dari para wali murid lainnya. Saat ini kasus masih dalam proses penanganan Polrestabes Surabaya.
Pelaporan itu dimaksudkan sebagai bentuk ultimatum. Terutama bagi guru-guru yang suka ringan tangan kepada para siswa. ”Biar ada sanksinya. Otomatis guru-guru yang temperamen akan berpikir ulang kalau hendak berbuat kekerasan lagi,” ucapnya.
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim M. Isa Ansori menganggap hal yang sama. Kejadian yang menimpa R itu hanya contoh kecil. Artinya, mungkin masih banyak kasus serupa di sekolah lain yang belum mencuat ke publik.
Kasus kekerasan terhadap anak di sekolah memang tinggi. Itu menunjukkan bahwa sekolah tidak bisa menjamin keamanan para siswa. Baik fisik maupun psikis. Tidak banyak sekolah yang mampu melayani anak-anak tanpa kekerasan.
”Itulah persoalan sekolah kita,” tegasnya.
Banyak guru yang tidak tahu cara menghadapi keragaman siswa. Akhirnya cenderung mengedepankan emosi. Itu juga bukti bahwa program sekolah ramah anak hanya slogan. Sebab, implementasinya justru berbanding terbalik.
”Harusnya program itu bisa merumuskan pencegahan terjadinya kekerasan terhadap anak,” terangnya. Misalnya, dengan mengadakan pendampingan khusus yang mengacu pada PP No 57 Tahun 2021. Seperti halnya yang dilakukan LPA Jatim terhadap 40 SMA/SMK/MA.
Sejauh ini, pendampingan tersebut tidak ada di tingkat SD-SMP. Padahal, pendampingan itu juga menyangkut SOP mengatasi masalah kekerasan. Pencegahan itu juga melibatkan semuanya. Mulai guru, wali murid, hingga siswa sendiri. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Metode Pengolahan Termal
Metode pengolahan zat limbah B3 menggunakan suhu tinggi, yang memang tidak berbeda jauh dengan proses insinerasi. Hanya saja limbah yang harus dimasukkan ke dalam pengolahan atau penghancuran secara termal harus limbah yang tingkat toksifikasinya tinggi dan sangat berbahaya.
Ketika menggunakan metode penghancuran limbah B3 dengan metode termal Anda juga wajib mengawasi gas emisi yang keluar. Proses pembakaran harus efisien agar tidak menimbulkan pencemaran baru pada lingkungan.